Judul : Teori Yang Berhubungan Dengan Praktek Kebidanan
link : Teori Yang Berhubungan Dengan Praktek Kebidanan
Teori Yang Berhubungan Dengan Praktek Kebidanan
Teori yang berhubungan dengan praktek kebidanan teori Jean Ball dan teori Revan Rubin dan teori-teori yang lain. Namun pada artikel ini yang akan di bahas teori Jean Ball dan Teori Revan Rubin yang di kutip dari sebuah buku yang di tulis Nazriah (2009) "konsep dasar kebidanan".
A. Teori Jean Ball
Teori kursi goyang keseimbangan emosional ibu. Tujuan asuhan maternitas agar ibu mampu melaksanakan tugasnya sebagai ibu baik fisik maupun psikologis. Psikologis dalam hal ini tidak hanya pengaruh emosional tetapi juga proses emosional agar tujuan akhir memenuhi kebutuhan untuk menjadi orang tua terpenuhi kehamilan dan persalinan dan masa post partum adalah masa untuk mengadopsi peran baru.
![]() |
Teori Praktek kebidanan |

Teori Jean Ball:
- Teori perubahan
- Teori stress, coping dan support
- Teori dasar
Hipotesa Ball Respon emosional wanita terhadap perubahan yang terjadi bersamaan dengan kelahiran anak, yang mempengaruhi personality seseorang dengan dukungan yang berarti mereka mendapatkan sistem keluarga dan sosial. persiapan yang sudah diantisipasi oleh bidan dalam masa postnatal akan mempengaruhi respon emosional wanita dalam perubahan yang dialaminya pada proses kelahiran anak.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa wanita yang boleh dikatakan sejahtera setelah melahirkan sangat tergantung pada personality/ kepribadian, sistem dukungan pribadi, dan dukungan yang dipersiapkan pelayanan maternitas. Dalam teori ”kursi goyang”, kursi yang dibentuk dalam tiga elemen :
- Pelayanan maternitas
- Pandangan masyarakat terhadap keluarga
- Sisi penyanggah/support terhadap kepribadian wanita Kesejahteraan keibuan seseorang wanita sangat tergantung terhadap efektivitas ketiga elemen tersebut.
Baca juga:
B. Teori Reva Rubin
Rubin mengemukakan teorinya telah melakukan beberapa penelitian. Penekanan Rubin dalam teori maupun penelitian yang dilakukannya adalah pencapaian peran ibu. Menurut Rubin untuk mencapai peran tersebut seorang wanita membutuhkan proses belajar melalui serangkaikan aktivitas berupa latihan- latihan. Dalam proses ini wanita diharapkan mampu mengidentifikasi bagaimana seorang wanita mampu mengambil peran seorang ibu. Walaupun proses ini mungkin dapat mengakibatkan efek yang negatif misalnya dalam intervensi atau tindakan, namun teori ini sangat berarti bagi seseorang wanita terutama untuk calon ibu untuk mempelajari peran yang akan dialaminya kelak sehingga ia mampu beradaptasi dengan perubahan yang akan dihadapinya khususnya perubahan psikososial dalam kehamilan dan setelah melahirkan.
Rubin mengatakan sejak hamil seorang wanita sudah mempunyai harapan sebagai berikut :
- Kesejahteraan ibu dan bayi
- Penerimaan masyarakat Penentuan identitas diri
- Mengerti tentang arti memberi dan menerima
Perubahan yang pada umumnya terjadi pada wanita pada waktu hamil:
- Cenderung lebih tergantung dan membutuhkan perhatian yang lebih untuk dapat berperan sebagai calon ibu dan mampu memperhatikan perkembangan janinnya
- Membutuhkan sosialisasi.
Tahapan Psikososial (Psicosocial Stage):
Anticipatory Stage: Pada tahap ini ibu melakukan latihan peran dan memerlukan interaksi dengan anak yang lain
Honeymoon Stage: Ibu mulai memahami sepenuhnya peran dasarnya, pada tahap ini ibu memerlukan bantuan anggota keluarga yang lain.
Plateu Stage: Tahap ini ibu akan mencoba sepenuhnya
apakah ia telah mampu menjadi ibu, tahap ini membutuhkan waktu beberapa minggu dan ibu akan melanjutkan sendiri
Disengagement: Tahap ini memerlukan tahap penyelesaian dimana latihan peran dihentikan. Pada tahap ini peran sebagai orang tua belum jelas.
Arti dan Efek Kehamilan pada Pasangan :
- Pasangan merasakan perubahan tubuh pasangannya pada kehamilan 8 bulan sampai 3 bulan setelah melahirkan.
- Pria juga mengalami perubahan fisik dan psikososial selama pasangannya hamil.
- Anak yang akan dilahirkan merupakan gabungan dari 3 perbedaan yang ada antara lain a. Hubungan ibu dengan pasangan b. Hubungan ibu dengan janin yang berkembang. c. Hubungan ibu dengan individu yang unik dan anak
- Ibu tidak pernah lagi menjadi sendiri
- Tugas yang harus dilakukan seorang wanita atau pasangan dalam kehamilan: a. Percaya bahwa ia hamil dan berhubungan dengan janin dalam satu tubuh. b. Persiapan terhadap pemisahan secara fisik pada kelahiran Janin. c. Penyelesaian dan identifikasi kebingungan seiring dengan peran transisi untuk mempersiapkan fungsi keluarga.
- Reaksi yang umum pada kehamilan
a. Trimester I: Ambivalen, takut, fantasi. Khawatir
b. Trimester II: Perasaan lebih enak dan meningkatnya kebutuhan untuk mempelajari tentang perkembangan dan pertumbuhan janin, menjadi narsistik, pasif, introvert, kadang kelihatan egosentrik dan self centered
c. Trimester III: Berperasaan aneh, sembrono, jelek, menjadi lebih introvert, merefleksikan terhadap pengalaman masa kecil.
3 (tiga) Aspek yang diidentifikasi dalam peran ibu :
- Gambaran tentang idaman
- Gambaran tentang diri
- Gambaran tubuh
Gambaran diri tentang seorang wanita adalah bagaimana wanita tersebut memandang dirinya sebagai bagian dari pengalamannya. Gambaran diri ini yang digunakan oleh wanita untuk menggambarkan dirinya.
Gambaran tentang tubuh berhubungan dengan perubahan fisik yang terjadi selama kehamilan dan perubahan yang spesifik yang terjadi selama kehamilan dan setelah melahirkan.
Rubin melihat beberapa tahap phase aktitivas penting sebelum seseorang menjadi ibu:
- Taking on
- Taking in
- Letting go
- Pada phase “taking-on”, wanita meniru dan melakukannya peran ibu, phase ini dikenal sebagai tahap peniru.
- Pada phase “taking-in”, fantasi wanita tidak hanya meniru tetapi sudah mulai membayangkan peran yang dilakukannya pada tahap sebelumnya. Introjection, projection dan rejection merupakan tahap dimana wanita membedakan model-model yang ada sesuai dengan pendapatnya.
- Tahap “letting-go”, merupakan phase diaman wanita mengingat kembali proses dan aktivitas yang sudah dilukakannya. Pengalaman baik interpersonal maupun situasional yang berhubungan dengan masa lalu dirinya (sebelum proses) yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, serta harapan untuk masa yang akan datang. Pada tahap ini wanita akan meninggalkan perannya pada masa yang lalu.
Baca juga: Manajemen kebidanan menurut Helen varney
C. Adaptasi Psikososial Pada Waktu Post Partum
a. Konsep Dasar
1. Periode post partum menyebabkan stress emosional terhadap ibu baru, bahkan lebih menyulitkan bila terjadi perubahan fisik yang hebat
2. Faktor yang mempengaruhi suksesnya masa transisi ke masa menjadi orang tua pada masa postpartum adalah :
- Respon dan dukungan dari keluarga dan teman.
- Hubungan dari pengalaman melahirkan terhadap harapan dan transisi.
- Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lalu.
- Pengaruh budaya
Periode ini diuraikan oleh Rubin dalam 3 (tiga) tahap yaitu: taking on, taking hold dan letting go.
1. Peridoe Taking-in
- Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Ibu pada umumnya pasif dan ini tergantung, perhatiannya tertuju pada kekhawatiran akan tubuhnya.
- Ia mungkin akan mengulan pengalamannya waktu bersalin dan melahirkan.
- Tidur tanpa gangguan sangat penting bila ibu ingin mencegah gangguan tidur, pusing, irratabel, interference dengan proses pengembalian ke keadaan normal.
- Peningkatan nutrisi mungkin dibutuhkan karena selera makan ibu biasanya bertambah kurangnya nafsu makan menandakan proses pengembalian kondisi ibu tidak berlangsung normal.
2. Taking Hold
- Periode ini berlangsung pada hari 2-4 post partum, ibu menjadi perhatian pada kemampuannya menjadi orang tua yang sukses dan meningkatkan tanggung jawab terhadap janin.
- Ibu berkonsentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya, bak, bab, kekuatan dan ketahanan tubuh.
- Ibu berusaha keras untuk menguasai tentang ketrampilan perawatan bayi misalnya : menggendong, menyusui, memandikan, dan memasang popok.
- Pada masa ini ibu sangat sensitif dan merasa tidak mahir dalam melakukan hal-hal tersebut cenderung menerima nasehat bidan/perawat karena ia terbuka untuk menerima pengetahuan dan kritikan yang bersifat pribadi. Pada tahap ini bidan penting memperhatikan perubahan yang mungkin terjadi.
d. Periode Letting-go
- Periode ini biasanya terjadi setelah ibu pulang ke rumah, dan sangat berpengaruh terhadap waktu dan perhatian yang diberikan oleh keluarga.
- Ibu mengambil tanggung jawab terhadap perawatan bayi, ia harus beradaptasi dengan kebutuhan bayi yang sangat tergantung yang menyebabkan berkurangnya hak ibu, kebebasan dan hubungan sosial.
- Depresi post partum umumnya terjadi pada periode ini.
e. Depresi Post Partum
- Banyak ibu mengalami perasaan “let-down” setelah melahirkan sehubungan dengan seriusnya pengalaman waktu melahirkan dan keraguan akan kemampuan untuk mengatasi secara efektif dalam membesarkan anak.
- Umumnya depresi ini sedang dan mudah berubah, dimulai 2-3 hari, setelah melahirkan dan dapat diatasi antara 1-2 minggu kemudian.
- Jarang, agak jarang depresi sedang menjadi psikosis postpartum atau menjadi patologis. Nazriah (2009: hlm 71-77)
Daftar Pustaka
Nazriah, (2009). Konsep dasar kebidanan. Banda Aceh, yayasan pena.
Demikianlah Artikel Teori Yang Berhubungan Dengan Praktek Kebidanan
Sekianlah artikel Teori Yang Berhubungan Dengan Praktek Kebidanan kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Teori Yang Berhubungan Dengan Praktek Kebidanan dengan alamat link https://suksuksay.blogspot.com/2019/09/teori-yang-berhubungan-dengan-praktek.html
0 Response to "Teori Yang Berhubungan Dengan Praktek Kebidanan"
Posting Komentar