Judul : Sejarah Wushu Cina Muslim
link : Sejarah Wushu Cina Muslim
Sejarah Wushu Cina Muslim
Pembangunan Islam dan pengambil alihan pada taraf tertinggi wushu Cina telah ada sejarah yang lama. Banyak akarnya berasas pada Qing Dynasty persecution of Muslims. Masyarakat Hui telah bermula dan mengadaptasi banyak gaya-gaya wushu seperti bajiquan, piguazhang dan liuhequan.
Ada daerah-daerah utama yang telah dikenali sebagai pusat wushu Muslim, seperti County Cang di Provinsi Hebei. Seni pertahankan diri ini adalah sangat lain dari gaya-gaya Turkic yang diamalkan di Xinjiang.
![]() |
wushu muslim |
Seorang master Kungfu sekaligus peneliti Cina, Master Mohammed Khamouch dalam artikelnya berjudul 1001 Years of Missing Martial Arts memaparkan bahwa muslim di Cina sejak berabad yang lalu memiliki sumbangsih besar dalam Wushu dan Kungfu, baik di dalam pengembangan jurus-jurusnya maupun dari segi filosofi yang dianut.
Pada masa Dinasti Tang pada tahun 651 M, Khalifah Ustman bin Affan (644-656 M) mengirim pasukan muslim yang dipimpin Sa’d bin Abi Waqqas (674 M) dari Madinah dalam misi damai untuk menyebarkan risalah Islam ke dataran Cina.
Para utusan ini berlayar melalui samudera Hindia dan Lautan Cina kemudian mendarat di pelabuhan Guangzhou (Canton). Sebagian besar muslim kemudian menetap dan menyebar di dataran Cina terutama di Provinsi Shaanxi.
Hubungan dagang dengan Cina pun terjalin baik melalui jalur sutra (silk route). Oleh kaisar, pendatang muslim mendapat kedudukan yang istimewa. Mereka diizinkan untuk memiliki pemerintahan dan memilih Qadi (hakim) sendiri. Sa’d membangun mesjid Huaisheng di Guanzhou yang sekarang menjadi mesjid tertua di Cina.
Ketika komandan militer An Lu-Shan memimpin pemberontakan terhadap Kaisar Su Tsung pada tahun 755 M, muslim meminta bantuan pada Khalifah Abbasiyah Abu Jafar al- Mansur. Sebanyak 4000 tentara dikirimkan dan berhasil memadamkan pemberontakan.
Banyak tentara muslim ini menerima tawaran kaisar untuk menetap, menikah dengan penduduk lokal dan akhirnya berasimilasi dengan masyarakat Cina. Ras keturunan Arab-Cina ini dikenal dengan Hui-Hui.

Pada masa Dinasti Yuan Mongol (1279-1368) yang didirikan oleh Kublai Khan, bangsa Hui mendapat julukan “Da’shman” yang berani “orang yang terpelajar”, karena kemampuan dan kontribusi mereka sebagai astronom, astrolog, dokter, farmasis, arsitek, pengusaha bisnis, filosof, dan lain-lain.
Dari 12 distrik di kekaisaran, 8 gubernurnya dijabat oleh muslim dan juga beberapa posisi penting di pemerintahan. Termasuk para penasihat militer dan master bela diri yang menjadi pengawal kaisar.
Bangsa Hui inilah yang mengembangkan Wushu dan memasukkan aspek spiritual ke dalam seni bela diri ini. Sufi tarekat yang berkembang pada masa itu mengambil peranan penting terhadap difusi filosofi Islam ke dalam Wushu.
Ulama sufi Hui sering mengalahkan biksu Budha dalam berbagai kontes. Qa Shi adalah salah satu gaya Kung Fu yang berarti tujuh pendekar, untuk mengenang tujuh ulama sufi.
Filosofi dalam Wu Shu dan Kung Fu diinspirasi dari hadis Rasulullah SAW yaitu Orang yang kuat bukanlah yang dapat menjatuhkan lawan dalam perkelahian, tetapi yang dapat mengendalikan dirinya ketika marah (HR Bukhari).
Hal ini pernah ditunjukkan oleh Ali bin Abi Thalib dalam perang Khandaq (625 M) ketika Ali berhasil menjatuhkan lawan dan hendak menghunus pedangnya, tetapi tiba-tiba sang lawan meludahi wajah Ali. Ali urung untuk membunuh dan bahkan menyuruhnya pergi. "Mengapa kau tidak membunuhku?",
lawannya bertanya. Ali kemudian membalas
"Adalah diizinkan untuk membunuh di dalam peperangan. Tetapi pada saat kau meludahi wajahku, kau bangkitkan harga diri dan kemarahanku. Jadi daripada membunuhmu dengan pedangku, lebih baik kubunuh nafsuku hanya untuk Allah".
Sang lawan takjub dengan karakter Ali ra dan masuk Islam saat itu juga.
Internal jihad melawan hawa nafsu ini diterjemahkan para master Kung Fu sebagai energi dalam atau dikenal dengan Chi Kung. Mereka percaya bahwa kedudukan tertinggi di dalam Kung Fu hanya dapat dicapai ketika manusia dapat mengalahkan.
sifat kebinatangan di dalam dirinya. Ini juga diasah melalui serangkain latihan pernafasan.
Berbagai jurus Wu Shu dan Kung Fu oleh muslim kemudian dikembangkan dengan mengharmonisasi energi eksternal (fisik) dan internal (jiwa) dan bebas dari paham-paham
yang bertentangan dengan ajaran Islam.
Salah satu teknik Kung Fu yang terkenal Hsing-I-Chuan diciptakan oleh Master Ma Hsieh Li, seorang muslim dari Henan. Teknik ini adalah pembaharuan teknik lama yang telah
dibersihkan dari paham kosmologi Taoisme.
Kedua energi ini, eksternal (hard) dan internal (soft), adalah dua kekuatan kosmik yang berlawan negatif (Yin) dan positif (Yang), dimana salah satu tidak akan wujud tanpa yang lainnya. Perpaduan antara kekerasan dan kelembutan ini menurut Kamouch menjadi ciri khas Muslim Kung Fu. Simbol Tai T’si atau Yin Yang sendiri diciptakan oleh Syed Umar Shamsuddin, putra mahkota raja Bukhara yang ditawan Genghis Khan dan dibawa ke Peking. Karena kecerdasannya, tahun 1271 M, dia ditunjuk Kublai Khan sebagai Gubernur Yunnan dan digelar Pangeran Hsien Yang.
Wushu semakin berkembang ketika Dinasti Ming (1368-1644 M) didirikan oleh Zhu Yuangzhang (1328-1398 M) seorang
muslim. Keenam jenderal perangnya yang terkenal yang juga beragama Islam yaitu Chang Yuchun, Hu Dahai, Mu Ying, Lan Yu, Feng Sheng, dan Ding Dexing adalah para master Wu Shu.
Jenderal Chang Yuchun dipercaya mengembangkan teknik Kaiping Qiangfa (tombak) yang sampai sekarang masih digunakan. Pada masa akhir Dinasti Ming, Jenderal Qi Jiquang mencatat di dalam Jixiao Xinshu ada tiga perguruan bela diri yang cukup populer, dikelola oleh keluarga Ma (Muhammad) dan Sha (Salem). Pada masa ini juga diciptakan teknik Hui-Hui Shi ba zhou (18 Jurus Kepalan Hui) yang pernah dianggap sebagai jurus tempur terbaik.
Grandmaster Ma Xianda (1932-sekarang) adalah salah satu dari empat "living" master Wu Shu yang berasal dari keluarga Ma. Beliau sendiri ada guru dari aktor film Kung Fu terkenal Jet Lee. Salah seorang muslim Kung Fu master legendaris adalah Grandmaster Wang Zipping (1881-1973) yang mendapat julukan "Singa-nya Kung Fu Cina".
“Warisan muslim terhadap seni bela diri akan terus berdenyut kencang di jantung Cina”, begitu ungkap Kamouch.
Itulah informasi yang dapat disajikan mengenai sejarah perkembangan wushu cina muslim, semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca dan menjadi sumber referensi yang di percaya. Terima kasih
Demikianlah Artikel Sejarah Wushu Cina Muslim
Sekianlah artikel Sejarah Wushu Cina Muslim kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Sejarah Wushu Cina Muslim dengan alamat link https://suksuksay.blogspot.com/2019/10/sejarah-wushu-cina-muslim.html
0 Response to "Sejarah Wushu Cina Muslim"
Posting Komentar