Judul : Kemajuan dan Kemunduran Dinasti Fatimiah
link : Kemajuan dan Kemunduran Dinasti Fatimiah
Kemajuan dan Kemunduran Dinasti Fatimiah
Pada artikel ini akan dibahas mengenai kemajuan dan kemunduran dinasti Fatimiah
Kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh Dinasti Fatimiah
Seperti sudah disebutkan dalam sejarah Dinasti Fatimiah adalah dinasti yang menganut paham Syi’ah Ismailiyah. Kendatipun demikian, dinasti ini sangat toleran kepada selain mazhabnya bahkan kepada agama lain. Hal inilah yang menyebabkan mereka dapat menjaga ketertiban dan keamanan negara dan penduduknya.![]() |
Kemajuan dan Kemunduran Dinasti Fatimiah |
Secara geografis, wilayah Dinasti Fatimiah sangat luas yang membentang dari Yaman sampai laut Atlantik, Asia Kecil dan Mosul. Namun demikian, Fatimiah dapat mengatur negaranya dengan baik. Administrasi pemerintahan dirancang oleh penasehat Khalifah, Ya’kub bin Illis, seorang Yahudi Baghdad yang telah masuk Islam, (Hitti; 1970: 627). Panduan bagi calon pejabat pemerintahan disusun oleh seorang pribumi Mesir, Qalqashandi. Panduan ini berisi pedoman ringkas administrasi dan militer Dinasti Fatimiah (Hitti. 1970:621). Di Mesir sendiri era Fatimiah berlangsung selama lebih kurang dua abad dan merupakan zaman kemakmuran Mesir, dapat dikatakan, hampir tidak mengalami kerusuhan yang merongrong kehidupan sehari-hari seperti di Irak dan Suriah. Perdagangan berkembang dan didorong oleh pemerintah; dan perdagangan terjadi secara efektif ke segala arah; ke India melalui laut merah, ke Italia dan Laut Tengah; kadang-kadang ke kerajaan Bizantium, (Watt. 1990: 216).
Dengan stabilitas politik dan keamanan yang mapan, maka aktivitas ekonomi dapat berjalan dengan baik. Aktifitas perekonomian ini meliputi pertanian yang ada di sekitar sungai Nil yang subur, yang menghasilkan padi, gandum, tebu, kapas, bawang putih dan bawang merah. Sektor lain yaitu industri dengan produk kain sutra, wool dan sebagainya yang diekspor sampai ke Eropa. Di samping itu, ada pula industri kristal, perkapalan, tenun, keramik, kerajinan tangan, besi, baja dan tembaga. Kota Pustat, Kairo dan Iskandariyah berkembang menjadi pusat perdagangan (Lihat, Hasan 1958).
Dalam bidang ilmu pengetahuan, khalifah al-Aziz memberikan perhatian yang besar bagi pengembangannya. Pada masa kekuasaannya, istana khalifah selain sebagai tempat urusan pemerintahan juga berfungsi sebagai pusat kajian ilmiah, tempat berkumpulnya para fuqaha’, hukama, qurra’, nuhat, ahli hadits, dan para pejabat negara yang ahli dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Khalifah memberikan gaji yang cukup besar kepada para pelajar, sehingga banyak ulama Baghdad yang datang ke Kairo. Masjid Al-Azhar yang dibangun oleh Jauhar dijadikan perguruan tinggi Islam oleh al-Aziz. Di Al-azhar ini diajarkan berbagai disiplin ilmu, seperti Ilmu Naqli, Matematika, Filsafat, Fisika, dan Kedokteran. Pada tahun 1005, al-Hikmah membangun dar ul-Hikmuh di pinggir sungai Nil, di sebuah desa yang bernama al-Kharufusi. Di tempat ini secara rutin, setiap dua minggu sekali, diadakan perkumpulan para ilmuwan, dar ul-Hikmah dijadikan sebagai pusat pendidikan yang sejajar dengan lembaga pendidikan di Cordova, Baghdad, dan tempat lain (Hasan 1958: 435).
Adanya perhatian khalifah terhadap pengembangan ilmu pengetahuan, maka sebagai konsekuensinya muncullah ilmuwan-ilmuwan besar dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Dalam ilmu Nahwu lahir Abu Thahir, Ya’kub, Abu Hasan Ali, dan Ibn Anbari. Dalam bidang filsafat muncul Abu Hatim al-Razi, Abu Abdullah al-Nasafi, Abu Ya’kub al-Sijstani, Abu Ranifah al-Nu’man al-Maghribi, Ja’far ibn Mansur, Hamid al-Din al-Karmani, dan al-Mu’ayyid fi al-Din Hibat Allah. Dalam bidang kedokteran, tampil Abu Abdillah, di bidang matematika lahir Abu Ali Muhammad al-Haitami. Di antara ahli agama ialah Abu Hanifah al-Maghribi, seorang ulama Syi’ah Ismailiyah, dan Ja’far Ibn Mansur al-Maturidi. Dan dalam bidang fisika, optik, dan kimia tampil Ibn Hitami Ali ibn Yunus (Hasan 1958: 435-504: Ali 995: 336-337).
Secara singkat dapat dikatakan bahwa Dinasti Fatimiah dapat maju, tanpa menafikan kelemahan dan kekurangan, karena: pertama, militernya kuat; kedua, administrasi pemerintahannya bagus; ketiga, ilmu pengetahuannya berkembang baik; keempat, perekonomian-Nya stabil; kelima, terciptanya kerukunan antar umat beragama dan sekte-sekte yang berbeda. Namun, yang disebut terakhir secara lambat laun tidak dapat dipertahankan sehingga terjadi keretakan antara sunni dan Nasrani. Di sinilah letak kelemahan politik Fatimiah dalam mempertahankan pemerintahannya. Sesudah berakhirnya pemerintahan al-Aziz, wibawa Fatimah menurun karena banyak khalifahnya yang diangkat pada usia yang relatif muda sehingga selain mereka menjadi boneka para wazir, juga timbul konflik kepentingan di kalangan pejabat istana dan di kalangan militer antara usur Barbar, Turki, bai Hamdan, dan Sudan. Kecuali itu, para penguasa terbuai dan tenggelam dalam kemewahan dan adanya pemaksaan ideologi Syi’ah kepada rakyat yang mayoritas Sunni. Kondisi seperti ini semakin mempercepat terjadinya konflik dalam pemerintahan dan melemahnya kekuasaan. Namun, kemajuan yang pernah dicapai oleh dinasti ini tak dapat dilupakan.
Kemunduran dan Kehancuran Dinasti Fatimiah
Huru hara dalam negeri terus berlangsung antara orang-orang Turki, Barbar, dan Sudan. Pada tahun 1073 Khalifah mengangkat Badar al-Jamali, bekas budak, sebagai wasir dan panglima yang sebelumnya menjadi gubernur militer di Afrika. Pengangkatan Badar dan anaknya al-Malik al-Afdhal pada tahun 1094 tidak banyak berhasil mencegah proses kejatuhan dinasti ini. Tahun-tahun sisa dari kekuasaan Fatimiah ditandai dengan berlangsungnya pertentangan terus menerus antara para wazir dan tentara. Tatkala Khalifah al-Mustansir meninggal dunia wazir al-Malik al-Afdhal menetapkan putra khalifah yang termuda, al-Musta’li (tahun 1094-1101) sebagai penggantinya. Sesudah itu al-Afdhal menunjukkan anak al-Musta’li yang berusia lima tahun menjadi khalifah dengan julukan al-Amir (1101-1130). Ketika Al-Hafiz wafat (memerintah 1130-1149), diganti oleh anaknya, al-Zafir; kekuatan wazir di dalam tangan seorang Kurdisy, Ibn Shalah yang menggantikan al-Malik. Ibn Shalah dibunuh (1153) oleh cucu istrinya, Nashir ibn Abbas, kemudian Abbas (ayah Nashir) menjadi wazir. Khalifah al-Hafis dibunuh secara rahasia tidak lama setelah peristiwa itu. Dua hari kemudian wazir Abbas menunjuk al-Faiz, putra al-Zafir yang berusia empat tahun; dan digantikan oleh saudara sepupunya al-Adid (1160-1171) sebagai khalifah terakhir Dinasti Fatimiah (Lihat, Tim Penyusun 198: 124: Hasan 158: 171-178).Faktor-faktor tersebut di atas merupakan kelemahan dalam bidang penempatan personalia dan hirarki pemerintahan. Selain tidak prosedural, suksesi kekhalifahan terjadi secara paksa sehingga tidak begitu diperhatikan syarat-syarat menjadi seorang khalifah. Hal ini dapat dipahami bahwa suksesi kekhalifahan dalam Dinasti Fatimiah tidak ada; bahkan pelimpahan wewenang pun tidak begitu jelas. Kondisi seperti itu mungkin juga dapat dititik ke belakang yaitu ketika al-Aziz berkuasa. Pada masa al-Aziz seringkali pos-pos penting dan strategis diberikan kepada oang-orang Kristen.
Hal ini menimbulkan kejengkelan, kecemburuan, dan kemarahan kaum muslimin walaupun pertikaian ini akhirnya dapat diselesaikan. Selain itu, sebagaimana dikatakan oleh Ameer Ali (1981: 349), bahwa al-Aziz merekrut orang-orang Turki dan Negro (Sudan) menjadi tentara kerajaan. Ini dimaksudkan untuk mengimbangi kekuasaan para pengawal istana yang telah berjasa membesarkannya. Pada akhirnya menimbulkan friksi di dalam tubuh militer dan pertikaian di antara mereka. Selanjutnya, oleh Hitti (1970:340) disebutkan bahwa adanya pembangkangan dan percekcokan di antara Turki dan Barbar menjadi sebab utama kemunduran dinasti ini. Pertikaian itu semakin nyata setelah al-Aziz meninggal dunia. Tentu saja, dalam masalah ini kedua kelompok
Demikianlah Artikel Kemajuan dan Kemunduran Dinasti Fatimiah
Sekianlah artikel Kemajuan dan Kemunduran Dinasti Fatimiah kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Kemajuan dan Kemunduran Dinasti Fatimiah dengan alamat link https://suksuksay.blogspot.com/2020/04/kemajuan-dan-kemunduran-dinasti-fatimiah.html
0 Response to "Kemajuan dan Kemunduran Dinasti Fatimiah"
Posting Komentar